Kamis, 13 Agustus 2015

Pecandu. Kopi.



Kamu itu secangkir kopi hangat yang tersuguh di sekotak meja
Sedang aku sang pecandu yang hanya bisa melihat dari balik baca
Ingin ku hisap habis dan cumbu aroma mu yang merdu
Namun terlalu sulit bergerak.
Lagi lagi hanya bisa melihat.
Kumohon, duduklah di sampingku sejenak agar rinduku puas mereguk cinta
Atau jika tak bisa, biarkan saja cinta menguap nanar di angan ini, mencemooh rindu dengan lantangnya.
Toh aku si pecandu yang hanya bisa melihaatmu dari balik meja baca.
Melihat asapmu mengepul setia di atas meja yang sama.



Colaboration with : Anggi Wahyudi

Minggu, 12 April 2015

Beruntung.



Ada beberapa orang yang terlahir dengan ‘keberuntungan’ di sisinya

Kadang terlihat sangat jelas seolah tertulis tebal di dahi mereka

Sepintas bahkan membuat hidup mereka terlihat sedikit lebih mudah dari hidup yang lainnya

Aku tidak begitu mengerti cara main “hidup” ini

Kadang terasa tidak adil dan lucu

Kadang..

Terasa menantang dan seru

Aku ingin menjadi orang yang beruntung juga

Tapi itu bukan sesuatu seperti memesan secangkir coffee di café

Itu seperti membuat coffenya

Apa kau mengerti?

Orang beruntung akan mendapatkan coffe dengan memesan

Sedangkan orang kurang beruntung

Seperti aku ini misalnya,

Harus membuat coffee untuk diri sendiri

Orang yang kurang beruntung harus bekerja keras dua kali lipat bahkan lebih agar bisa mendapat apa yang ia mau layaknya orang beruntung

Itulah mengapa hidup ini kadang terasa tidak adil dan terasa seru di waktu yang bersamaan.

Kurasa..

Jumat, 20 Maret 2015

Ceritaku.

Aku selalu ingin bercerita tentang kisahku pada siapa saja

Tapi tidak bisa

Dari dulu aku memang tipikal orang yang tidak banyak 
bicara mengenai diri sendiri

Terlalu banyak mendengarkan celotehan dan curhatan orang lain

Terlalu banyak mendengar sampai lupa caranya bercerita

Lalu aku mencoba menulis

Menulis cerita. Tentangku.

Tapi baru sampai satu paragraph aku menyerah.

Bukan karena tidak bisa menulis

Tapi karena aku sadar cerita ini belum ada endingnya.

Cerita ini belum selesai.

Dan aku takut menulis cerita yang tidak bisa aku selesaikan.

Kemudian aku mulai menulis cerita fiksi.

Cerita tentang tokoh yang wujud dan keberadaannya kubuat sendiri.

Baru sampai satu halaman aku kaku

Lama kelamaan aku sadar cerita ini (lagi-lagi) mirip dengan kisahku.

Terus saja begitu.

Mungkin sampai kapanpun aku akan menjadi manusia dengan jenis ini

Jenis manusia pemendam

Semua yang kupendam menumpuk seperti pakaian kotor di toko laundry

Membentuk-ku menjadi pribadi yang semakin berbeda setiap harinya.

Kadang semakin sensitive. Semakin lemah. Kadang juga semakin kuat untuk menangis sendirian dengan membekap mulut agar tidak ada yang mendengar.

Tapi tenang saja, aku tetap akan menjadi jenis manusia seperti yang orang lain inginkan

Mendengarkan dan memberi simpati

Mendengarkan dan menghibur.

Mendengarkan dan mendengarkan lagi

Lagi

Lagi

Lagi

Lagi

Lagi

Curhatan orang lain

Lagi

Lagi

Lagi

Lagi

Cerita orang lain

Lagi

Lagi

Lagi

Kisah tentang orang lain

Lagi

Lagi

Kisah yang tidak ada hubungannya denganku tapi harus aku pedulikan

Untuk menjaga perasaan.

Lagi.

Kamis, 12 Februari 2015

Asa si Perasa untuk Merasa.

Kenapa hujan terus turun?
Tidak tahukah hujan bahwa ia membuat langit terus menerus menjadi kelabu?..

Apa bagusnya menjadi pelangi yang indah dan menawan,
Bila selalu datang terlambat.

Aku tidak begitu mengerti mengapa angin hanya datang dan pergi
Padahal aku ingin sekali menangkap dan memeluknya..

ah..
Rasanya ada yang kosong disini..
Ada yang hilang.

Bukan, bukan matahari yang aku maksud.

Rasanya..

Seperti menghembuskan nafas terus menerus.
Lagi. dan. lagi.
Tanpa menarik lagi oksigen untuk masuk ke dalam organ.
Cobalah.. seperti itulah rasanya.
Seperti. akan mati.

Rabu, 04 Februari 2015

Ka o ko pe i pi.



Entah berapa cangkir yang sudah ku habiskan

Awalnya hanya satu tegukan

Lama kelamaan malah keterusan..

Aku menikmati rasa pahit ini.

Ini tidak seberapa dibanding rasa pahit, getirnya, hidup yang sudah kulalui

Tidak, aku tidak sedang mengeluh atau mencaci..

Ayolah, hidup tidak perlu se-serius itu.

Aku tidak menyukai kopi, aku hanya menggilainya.

Kopi tidak perlu berbohong untuk disukai

Tidak berusaha keras untuk dihargai

Tidak memaksa untuk dicintai

Kopi hanya ingin menjadi kopi

Sama seperti aku yang ingin menjadi aku

Aku rasa kami cocok, bukan?:)